Mengenal Karakteristik Kambing Kacang

Kambing Kacang


Rumah Tani - Kambing kacang, merupakan salah satu ras unggulan kambing yang pertama kali dikembangkan di Indonesia. Sebagai kambing lokal Indonesia, kambing kacang menonjolkan daya adaptasi tinggi terhadap kondisi alam setempat dan memiliki tingkat reproduksi yang sangat tinggi. Penelitian oleh Natasasmita (1980) menyatakan bahwa kambing kacang dapat diidentifikasi sebagai kambing asli Indonesia dan diyakini berasal dari India muka yang diperkenalkan oleh orang Hindu ke Indonesia berabad-abad yang lalu. Selain disebut sebagai kambing Jawa atau kambing lokal, kambing kacang juga diakui sebagai ras asli Indonesia dan Malaysia oleh Davendra dan Burns (1994).

Ternyata, kambing ini sudah dijinakkan sejak zaman prasejarah, menjadikannya salah satu hewan ternak tertua yang telah dibudidayakan oleh manusia. Kambing kacang, atau C.aegagrus. hircus, ditemukan tersebar luas di Indonesia dan memiliki populasi yang cukup tinggi. Meskipun memiliki ukuran tubuh relatif kecil, dengan telinga kecil dan postur tubuh tegak, kambing kacang telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan setempat. Keunggulan kambing kacang juga terlihat pada tingkat kelahiran yang tinggi, dengan laporan hasil pengamatan yang menyebutkan litter sizenya mencapai 1.57 ekor (Setiadi, 2003).

Baca Juga : Mengenal 6 Jenis Kambing Budidaya Unggul di Indonesia

Namun, kambing kacang memiliki keterbatasan berupa bobot badan dewasa yang cukup rendah, berkisar antara 20–25 kg, dan tinggi pundak pada jantan dewasa dan betina dewasa masing-masing adalah 55,7 ± 2,88 cm dan 55,3 ± 7,38 cm (Setiadi et al., 1997). Berdasarkan penelitian oleh Sander (2014), berat badan kambing kacang jantan rata-rata adalah 22,58 kg, sedangkan betina 19,96 kg. Data lain mencantumkan tinggi pundak, tinggi pinggul, lingkar dada, dan panjang badan untuk kedua jenis kelamin. Tanduk juga merupakan ciri khas kambing kacang baik pada jantan maupun betina. Secara umum, warna tubuhnya cenderung gelap dan coklat (Pamungkas, 2009).

Karakteristik Kambing Kacang

Kambing kacang, menjadi primadona di Indonesia, menonjol dengan karakteristik yang membedakannya secara signifikan dari jenis kambing lainnya. Dalam aspek fisiknya, kambing kacang memiliki tubuh yang ramping dan padat, dengan tinggi gumba yang mencapai sekitar 60-65 cm untuk jantan dan 56 cm untuk betina. Keunikan ini memberikan dimensi yang khas pada penampilan mereka. Bulu kambing kacang pendek dan bervariasi dalam warna, mulai dari hitam, putih, hingga cokelat, dengan pola belang-belang atau bercak-bercak yang semakin menambah daya tariknya secara estetis.

Tak hanya itu, karakteristik tanduk juga menjadi ciri khas yang membedakan antara jantan dan betina kambing kacang. Jantan kambing kacang memiliki tanduk pendek yang melengkung ke belakang, menambah kesan maskulin pada penampilannya. Sementara itu, betina kambing kacang tidak memiliki tanduk, memberikan perbedaan yang mencolok antara kedua jenis kelamin.

Kambing kacang, menurut Murtidjo (1993), adalah salah satu ras kambing lokal asli Indonesia yang memancarkan keunikan tersendiri. Dengan tubuh yang relatif kecil, kambing kacang memiliki ciri-ciri fisik yang mencakup kepala yang ringan dan kecil, serta telinga yang pendek dan tegak lurus mengarah ke atas depan. Kombinasi dari ciri-ciri ini memberikan karakteristik penampilan yang khas pada kambing kacang. Lebih jauh, kambing kacang dikenal dengan gaya hidupnya yang sederhana, dan hal ini sesuai dengan daya adaptasinya yang tinggi terhadap kondisi alam setempat di Indonesia.

Baca Juga : Kambing Jawa Randu : Potensi dan Keunikan Sebuah Komoditas Unggulan Peternakan di Pesisir Cilacap

Selain itu, Murtidjo (1993) juga menyebutkan bahwa tingkat reproduksi kambing kacang dapat digolongkan sebagai sangat tinggi. Keunggulan ini menjadikan kambing kacang sebagai pilihan yang menarik dalam dunia peternakan, khususnya di Indonesia. Tidak hanya mendominasi sebagai ras lokal di Indonesia, tetapi kambing kacang juga ditemukan di negara-negara tetangga seperti Filipina, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan sekitarnya.

Kelebihan Kambing Kacang

Kambing kacang, selain memiliki penampilan yang menarik, juga unggul dalam sifat dan produktivitasnya. Salah satu keunggulan utamanya adalah daya tahan tubuh yang kuat terhadap penyakit, serta kemampuan adaptasi yang baik terhadap berbagai lingkungan, termasuk dataran tinggi dan rendah. Keberatannya yang ringan, berkisar antara 25-30 kg, memudahkan dalam pengurusan dan pengangkutan.

Produktivitas tinggi menjadi ciri khas kambing kacang, dengan betina mampu beranak 1-2 kali dalam setahun, menghasilkan 2-3 anak kambing setiap kali melahirkan. Kelebihan lainnya adalah kemampuan kambing kacang dalam mengonsumsi pakan yang sederhana, seperti rumput, daun-daunan, buah-buahan, dan limbah pertanian. Hal ini menjadikannya pilihan ideal dalam sistem peternakan yang berkelanjutan.

Keberagaman kegunaan kambing kacang membuatnya sangat diandalkan dalam berbagai keperluan. Selain sering digunakan sebagai hewan kurban, kambing ini juga menjadi pilihan utama dalam program reproduksi untuk menghasilkan anak kambing berkualitas. Dagingnya yang gurih dan lezat menjadi daya tarik tambahan, mampu diolah menjadi berbagai hidangan seperti sate, gulai, tongseng, dan sop. Kambing kacang tidak hanya menjadi aset berharga dalam pertanian dan peternakan, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat.

Baca Juga : 5 Jenis Pakan Ayam Broiler yang Bernutrisi Tinggi

Pemeliharaan Kambing Kacang

Kambing Kacang dapat dipelihara secara intensif atau semi intensif. Untuk pemeliharaan secara intensif, kambing Kacang dipelihara dalam kandang yang bersih dan nyaman. Pakan yang diberikan adalah pakan konsentrat dan hijauan. Untuk pemeliharaan secara semi intensif, kambing Kacang dipelihara di kandang terbuka. Pakan yang diberikan adalah pakan hijauan dan limbah pertanian. Berikut ini adalah penjelasan yang lebih rinci :

1. Pemeliharaan Intensif

Pada sistem pemeliharaan intensif kambing Kacang, aspek kesejahteraan hewan menjadi fokus utama. Kambing dipelihara dalam kandang yang dirancang secara bersih dan nyaman, dengan memperhatikan aspek kebebasan gerak. Kandang yang digunakan harus memiliki ukuran yang cukup luas sehingga kambing dapat bergerak dengan bebas, memastikan kesehatan dan kenyamanan hewan.

Selain itu, kandang tersebut harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penting seperti tempat pakan, tempat minum, dan area istirahat. Tempat pakan dirancang sedemikian rupa untuk memastikan akses mudah dan cukup bagi kambing. Sementara tempat minum disediakan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh kambing, menjaga agar mereka tetap terhidrasi dengan baik. Area istirahat yang nyaman juga diperlukan untuk memberikan kesempatan bagi kambing untuk beristirahat dan mengurangi stres.

Pakan yang diberikan pada sistem ini terdiri dari pakan konsentrat dan hijauan. Pakan konsentrat, seperti dedak padi, ampas tahu, bungkil kedelai, dan mineral, diberikan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi esensial kambing. Sementara itu, pakan hijauan berperan dalam menyediakan serat yang diperlukan untuk menjaga kesehatan pencernaan kambing. Jenis pakan hijauan yang diberikan dapat bervariasi, termasuk rumput, daun-daunan, dan tanaman kacang-kacangan. Dengan pendekatan ini, pemeliharaan intensif kambing Kacang tidak hanya menjamin kebutuhan gizi yang optimal, tetapi juga memastikan kesejahteraan dan kesehatan hewan secara menyeluruh.

Baca Juga : Strategi Efektif untuk Sukses Berternak Ayam Broiler di Halaman Sempit

2. Pemeliharaan Semi Intensif

Sistem pemeliharaan semi intensif kambing Kacang menekankan pada kombinasi antara kebebasan gerak dan pemeliharaan terkontrol. Kambing dipelihara di kandang terbuka yang dirancang agar memberikan ruang yang cukup luas, memungkinkan kambing untuk bergerak secara alami dan melibatkan diri dalam aktivitas berbagai. Pentingnya kebebasan gerak ini tidak hanya untuk kesejahteraan fisik kambing, tetapi juga untuk menjaga kesehatan mental mereka.

Kandang terbuka pada sistem ini tetap dilengkapi dengan fasilitas esensial seperti tempat pakan, tempat minum, dan tempat istirahat. Tempat pakan dirancang agar mudah diakses oleh kambing, memastikan asupan pakan yang memadai. Sementara itu, tempat minum disediakan untuk menjaga kambing tetap terhidrasi dengan baik. Area istirahat tetap menjadi bagian integral dari kandang, memberikan kesempatan bagi kambing untuk beristirahat dan merasa aman.

Pakan yang diberikan pada sistem ini terutama terdiri dari pakan hijauan dan limbah pertanian. Pakan hijauan seperti rumput, daun-daunan, dan tanaman kacang-kacangan memberikan sumber serat dan nutrisi alami yang penting untuk kesehatan pencernaan kambing. Di samping itu, limbah pertanian seperti dedak padi, ampas tahu, dan bungkil kedelai dimanfaatkan sebagai sumber tambahan nutrisi, menciptakan pendekatan berkelanjutan dalam pemanfaatan sumber daya.

Dengan pendekatan semi intensif, pemeliharaan kambing Kacang tidak hanya mempertimbangkan aspek produktivitas, tetapi juga memastikan kesejahteraan dan kesehatan hewan, sambil memanfaatkan dengan bijak sumber daya pakan yang tersedia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال