Mengenal Karakteristik dan Cara Budidaya Jagung Manis (Zea mays scharata Sturt)

Jagung Manis
Mengenal Karakteristik dan Cara Budidaya Jagung Manis (Zea mays scharata Sturt) Rumah Tani - Jagung manis, atau yang sering dikenal dengan sebutan jagung pipil, adalah salah satu tanaman serealia yang sangat populer di berbagai belahan dunia. Jagung manis memiliki karakteristik yang unik, dengan biji-bijinya yang manis dan renyah, menjadikannya favorit dalam berbagai hidangan, mulai dari salad hingga makanan penutup. Selain itu, budidaya jagung manis juga semakin diminati oleh petani karena potensinya untuk memberikan hasil yang melimpah. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi karakteristik khusus dari jagung manis serta cara-cara budidayanya yang efektif.

Jagung Manis (Zea mays sacharata Sturt)

Jagung manis merupakan tanaman yang berasal dari kawasan Amerika Selatan dan telah menjadi makanan pokok bagi masyarakat di sebagian besar Amerika sejak masa sebelum penjelajahan Columbus. Kawasan-kawasan seperti Meksiko, Amerika Tengah, dan negara-negara Amerika lainnya telah mengandalkan jagung sebagai salah satu komponen utama makanan pokok mereka selama ribuan tahun. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mayadewi pada tahun 2007, jagung pertama kali diintroduksi di luar Amerika oleh orang Portugis dan Spanyol. Dengan kedatangan bangsa Eropa di Amerika, jagung kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menjadi salah satu tanaman serealia yang paling penting dalam skala global. Keunikan karakteristik jagung, seperti bentuk dan warna bulirnya, serta beragamnya jenis yang ada, telah mengilhami berbagai penggunaan jagung dalam berbagai hidangan, dari makanan ringan hingga hidangan utama. Selain itu, penelitian dan pengembangan terus berlanjut untuk meningkatkan produksi dan kualitas jagung demi mendukung kebutuhan global akan sumber daya pangan.

Menurut Riwandi dkk. (2014), tanaman jagung manis diklasifikasikan sebagai berikut: 

  • Kingdom : Plantae
  • Devisio: Spermathopyta
  • Classis: Monocotyledoneae
  • Ordo: Poales
  • Familia: Poaceae
  • Genus: Zea
  • Species: Zea mays sacharata Sturt

Jagung manis adalah sumber nutrisi yang kaya dan bervariasi, terdiri dari beragam komponen esensial untuk kesehatan tubuh. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Budiman pada tahun 2015, jagung manis mengandung karbohidrat dalam jumlah yang cukup signifikan, yang menjadikannya sebagai sumber energi yang baik dan mampu memberikan rasa kenyang.

Baca Juga : 10 Tanaman Obat Tradisional yang Dapat Anda Tanam di Halaman Rumah

Selain karbohidrat, jagung manis juga mengandung sejumlah protein yang penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh. Selain itu, kandungan lemak dalam jagung manis, meskipun dalam jumlah yang lebih rendah dibandingkan dengan karbohidrat dan protein, tetap memberikan kontribusi penting dalam menyediakan asam lemak esensial untuk tubuh.

Jagung manis juga mengandung berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai fungsi tubuh, seperti vitamin B kompleks, vitamin C, zat besi, dan seng. Dengan beragam nutrisi yang terkandung di dalamnya, jagung manis tidak hanya memberikan rasa lezat dalam berbagai hidangan, tetapi juga menyediakan manfaat kesehatan yang beragam bagi konsumennya.

Kandungan Nutrisi Jagung Manis


Morfologi Tanaman Jagung Manis

Jagung manis, atau Zea mays saccharata, adalah tanaman unik yang memiliki sejumlah karakteristik menarik yang membedakannya dari tanaman lain. 

1. Akar Tanaman Jagung Manis

Jagung manis memiliki sistem akar yang mengagumkan. Terdiri dari tiga jenis akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio, sedangkan akar adventif berkembang dari buku di ujung mesokotil. Akar kait atau penyangga, adalah akar adventif yang muncul di atas permukaan tanah. Keberhasilan pertumbuhan akar jagung sangat dipengaruhi oleh faktor seperti varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, kondisi air tanah, dan pemupukan [Tanty, 2011].

2. Batang Tanaman Jagung Manis

Batang jagung manis memiliki bentuk silinder, tidak bercabang, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas inilah tunas tumbuh dan berkembang menjadi tongkol. Ketinggian batang jagung biasanya berkisar antara 60 hingga 300 cm. Daun jagung yang panjang dan melekat pada buku-buku batang biasanya berjumlah 8-48 helai [Purwono dan Hartono, 2011].

3. Daun Tanaman Jagung Manis

Daun jagung tumbuh melekat pada buku-buku batang dan memiliki tiga bagian utama: kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun. Bagian permukaan daun biasanya berbulu, sementara bagian bawahnya cenderung tidak berbulu. Menurut Rukmana (1997) jumlah daun pada setiap pohon dapat bervariasi antara 8 hingga 48 helai. Ukuran daun juga bervariasi, dengan panjang antara 30 hingga 150 cm dan lebar sekitar 15 cm.

4. Bunga Tanaman Jagung Manis

Bunga jagung manis memiliki karakteristik yang khas. Mereka disebut sebagai bunga tidak lengkap karena tidak memiliki petal dan sepal. Selain itu, bunga jantan dan betina terletak pada bunga yang berbeda, yang menjadikan mereka bunga tidak sempurna [Purwono dan Hartono, 2011].

5. Biji Tanaman Jagung Manis

Biji jagung manis adalah biji monokotil yang terletak dalam suatu struktur yang disebut janggel. Di setiap janggel terdapat 10-16 deret biji, selalu berjumlah genap, dengan masing-masing deret berisi 200-400 butir biji. Seluruh janggel dilindungi oleh daun pelindung yang disebut kelobot. Adanya kelobot ini secara tidak langsung menjadi mekanisme perlindungan alami terhadap serangan hama yang mengancam biji jagung [Zulkarnain, 2013].

Baca Juga

6. Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Manis

Jagung manis adalah tanaman yang membutuhkan lingkungan yang cocok. Mereka tumbuh paling baik di tempat terbuka dengan sinar matahari yang cukup. Ketinggian tempat yang ideal untuk pertumbuhan jagung berkisar dari 0 hingga 1.300 meter di atas permukaan laut. Suhu udara yang diperlukan berkisar antara 23 hingga 27°C. Curah hujan yang ideal untuk jagung berkisar antara 200 hingga 300 mm per bulan, atau curah hujan tahunan antara 800 hingga 1200 mm. pH tanah optimal untuk pertumbuhan jagung berkisar antara 5,6 hingga 6,2. Pertumbuhan jagung juga tidak tergantung pada musim, tetapi lebih pada ketersediaan air yang cukup. Dengan pengairan yang memadai, penanaman jagung bahkan bisa dilakukan pada musim kemarau untuk hasil yang lebih baik [Riwandi dkk., 2014].

Budi Daya Jagung: Teknik Pengolahan dan Pemeliharaan yang Optimal

Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pokok di Indonesia yang memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Kualitas dan kuantitas hasil panen jagung sangat dipengaruhi oleh teknik budi daya yang diterapkan, mulai dari pengolahan lahan hingga waktu panen. Berikut adalah panduan singkat mengenai teknik budi daya jagung yang optimal, dengan merinci setiap poin berdasarkan sumber yang disebutkan.

1. Pengolahan Lahan

Sebelum menanam jagung, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Jika ada banyak sisa tanaman, disarankan untuk mengkomposkannya dan mengembalikannya ke dalam tanah. Proses pengolahan lahan dimulai dengan pembajakan, di mana tanah dicangkul dan dibalikkan untuk membuatnya gembur. Kemudian, tanah diatur dalam bentuk bedengan. Selain itu, perlu dibuat saluran drainase setiap 3 meter, terutama pada tanah yang memiliki drainase yang kurang baik (Syukur dkk., 2003).

2. Penanaman Jagung

Jagung manis dapat ditanam langsung di bedengan dengan cara ditugal sedalam 2,5-3 cm. Setiap lubang ditanami 2 atau 3 biji jagung dan kemudian ditutup dengan tanah. Jarak tanam bervariasi tergantung pada kesuburan tanah. Tanah yang lebih subur memerlukan jarak tanam yang lebih lebar. Sebagai panduan umum, jarak tanam yang dianjurkan untuk jagung manis adalah 80 x 20 cm atau 75 x 25 cm. Disarankan juga untuk menambah sekitar 5% dari benih yang ditanam sebagai bahan penyulaman (Zulkarnain, 2013).

Baca Juga : Mengenal Teknik Pemangkasan yang Tepat untuk Tanaman Buah

3. Pemeliharaan Tanaman Jagung

Selama masa pemeliharaan, perlu dilakukan pembersihan area tanaman dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang dapat menjadi tempat hidup hama dan penyakit. Kemudian, lakukan penjarangan tanaman dengan menjaga hanya tanaman yang tumbuh paling baik. Jagung membutuhkan pemupukan yang cukup tinggi, terutama pada tanah berat. Diperlukan sekitar 112-120 kg/ha nitrogen, 45-112 kg/ha fosfor, dan 60 kg/ha kalium (Purwono dan Hartono, 2011).

4. Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

Mengingat dampak negatif penggunaan insektisida kimia, metode terbaik untuk mengatasi hama pada jagung adalah melalui sistem pengendalian hama terpadu (PHT). PHT melibatkan berbagai teknik, termasuk pengendalian serangga pengganggu secara kimiawi, biologis, kultur teknis, dan penggunaan varietas yang tahan terhadap hama tertentu (Riwandi, 2011).

5. Waktu Panen yang Tepat

Penentuan waktu panen jagung sangat penting. Tanpa memperhatikan faktor ini, hasil panen tidak akan maksimal. Jagung manis biasanya dapat dipanen pada usia 14-19 hari setelah penyerbukan atau 60-70 hari setelah tanam, tergantung pada kondisi suhu dan varietas jagung yang ditanam (Zulkarnain, 2013).

Demikianlah sedikit ulasan singkat tentang tanaman jagung manis dan panduan singkat bagi anda yang ingin mencoba untuk menanam tanaman jangung manis sendiri. Semoga dengan hadirnya artikel singkat ini mampu menambah wawasan kita semua. Perlu di ingat bahwa memahami teknik budi daya yang benar memainkan peran kunci dalam mendukung ketahanan pangan dan ekonomi di Indonesia, dan juga membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan melalui penerapan PHT yang berkelanjutan.

Refrensi 

Daftar Pustaka :

Budiman. H. 2015. Sukses Bertanam Jagung Komoditas Pertanian yang Menjanjikan, pustaka baru press.Yogyakarta.206 hal.

Mayadewi, M.A. 2007. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan Gulma dan Hasil Jagung Manis. Jurnal Agritrop, 26(4): 153 - 159.

Purwono, dan R. Hartono. 2011. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Bogor. 68 hal.

Riwandi, M. Hardjaningsih dan Hasanudin. 2014. Teknik Budidaya Jagung dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal. UNIB Press. Bengkulu. 56 hal.

Rukmana. 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta. 104 hal.

Syukur dan A. Rifianto. 2013. Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta. 123 hal.

Tanty, H. 2011. Evaluasi daya gabung persilangan jagung dengan metode diallel. Jurnal Comtech, 2(2): 1-9 hal.

Zulkarnain. 2013. Budidaya Sayuran Tropis. Bumi Aksara. Jakarta. 219 hal

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال