Gejala Difisiensi Unsur Hara Esensial

 

Defisiensi atau kekurangan unsur hara merujuk pada keadaan di mana tanaman tidak memiliki jumlah material makanan yang cukup untuk mendukung kehidupannya. Kebutuhan akan unsur hara bervariasi tergantung pada usia dan jenis tanaman. Kurangnya ketersediaan unsur hara dalam tanah dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi produksinya.

Penentuan apakah tanaman mengalami cukup atau kurangnya unsur hara dapat dilakukan dengan beberapa metode. Salah satunya adalah melalui pengamatan visual langsung terhadap gejala kekurangan unsur hara di lapangan atau melalui analisis tanaman.

Gejala defisiensi unsur hara tertentu pada tanaman biasanya bersifat khas, memudahkan analisis kekurangan unsur hara tersebut. Meski begitu, metode identifikasi ini memiliki kelemahan, seperti: (a) gejala yang serupa dapat disebabkan oleh lebih dari satu unsur hara yang kurang, seperti klorosis pada daun muda dapat disebabkan oleh kekurangan baik zat besi (Fe) maupun mangan (Mn); (b) gejala visual yang mirip dapat diakibatkan oleh serangga, penyakit, herbisida, atau faktor lainnya; (c) defisiensi pada tanaman bisa saja disebabkan bukan oleh kurangnya unsur hara di tanah, melainkan oleh faktor-faktor lain seperti pH tanah, kelebihan unsur lain, atau hambatan pertumbuhan akar. 

Selain pengamatan visual, identifikasi kekurangan unsur hara dapat dilakukan melalui analisis tanaman. Analisis ini bisa dilakukan di laboratorium dengan menganalisis sampel jaringan tanaman, seperti daun. Hasil analisis akan menunjukkan apakah terdapat kekurangan atau kelebihan unsur hara. Namun, metode ini memerlukan keahlian khusus dan hanya dapat dilakukan di fasilitas tertentu, seperti laboratorium di perguruan tinggi, instansi pemerintah, atau perusahaan.

Baca Juga : Macam-Macam Unsur Hara Esensial

Alternatif lain adalah menggunakan Test uji cepat langsung di lapangan (semiquantitative), yang mengukur tingkat kehijauan daun yang terkait dengan kandungan nitrogen dalam daun. Petani dapat dengan mudah menilai kekurangan atau kelebihan nitrogen melalui perangkat indikator warna (Chlorophyll meter).

Tes uji cepat dilapang terhadap kecukupan Nitrogen pada tanaman padi

Difisiensi atau kekurangan unsur hara menunjukkan gejala yang berbeda beda untuk setiap unsur, berikut ini adalah gejala defisiensi unsur hara yang terlihat pada jaringan tanaman:

  • Nitrogen (N), gejala kekurangan nitrogen ditandai dengan warna daun berubah menjadi hijau muda kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan mengering berwarna merah kecoklatan. Bentuk buah tidak sempurna, kecil, kekuningan dan masak sebelum waktunya. Cara penanganan kekurangan unsur nitrogen adalah dengan menambahkan pupuk kimia berupa urea (N=46 %), ZA (N=21 %), KNO3, NPK serta pupuk daun kandungan N tinggi.
  • Fosfor (P), gejala kekurangan fosfor ditandai dengan warna bagian bawah daun terutama tulang daun merah keunguan, daun melengkung dan terpelintir. Tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu. Hal ini menyebabkan terhambatnya sistem perakaran dan pembuahan. Cara penanganan kekurangan unsur fosfor adalah dengan menambahkan pupuk kimia SP36 (P=36 %), NPK, MKP serta pupuk daun kandungan P tinggi.
  • Kalium (K), gejala kekurangan kalium ditandai dengan mengerutnya daun terutama daun tua meski tidak merata, tepi dan ujung daun menguning yang kemudian menjadi bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak bergerigi dan akhirnya mati. Buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil, kualitas jelek dan tidak tahan simpan. Cara penanganan kekurangan unsur kalium adalah dengan menambahkan pupuk kimia KCl (K=52 %), NPK, MKP serta pupuk daun kandungan K tinggi.
  • Sulfur (S), gejala kekurangan sulfur ditandai dengan warna daun muda memudar (klorosis), berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata, menguning atau keputih-putihan. Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil, berbatang pendek, dan kurus. Cara penanganan kekurangan unsur sulfur adalah dengan menambahkan pupuk kimia ZA (S=20 %), Phonska (S=10 %) serta pupuk daun yang mengandung unsur S.
  • Kalsium (Ca), gejala kekurangan kalsium ditandai dengan pertumbuhan kuncup yang terhenti dan mati, pertumbuhan tanaman lemah dan merana, tepi daun muda mengalami klorosis, buah muda banyak yang rontok dan masak sebelum waktunya, warna buah kurang sempurna. Cara penanganan kekurangan unsur kalsium adalah dengan menambahkan kapur dolomite (Ca=38 %), kalsium karbonat (Ca=90 %) serta pupuk kalsium kandungan Ca 80-99 %.
  • Magnesium (Mg), gejala kekurangan magnesium ditandai dengan daun tua yang semula hijau segar berubah menjadi kekuningan dan tampak pucat. Diantara tulang-tulang daun terjadi klorosis, warna berubah menguning, terdapat bercak-bercak berwarna kecoklatan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau. Cara penanganan kekurangan unsur magnesium adalah dengan menambahkan pupuk kimia kieserite, kapur dolomite (Mg=18 %) serta pupuk daun yang mengandung unsur Mg.
  • Unsur Mikro Besi (Fe), gejala kekurangan besi ditandai dengan warna kuning pada daun muda, pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran, mati pucuk, tulang daun yang berwarna hijau berubah kekuningan kemudian memutih, pertumbuhan tanaman seolah terhenti.
  • Boron (B), gejala kekurangan boron ditandai dengan tepi daun mengalami klorosis mulai dari bawah daun kemudian mengering dan akhirnya mati. Pada tanaman bercabang, ruas tanaman memendek, batang keropos, pembentukan cabang tumbuh sejajar berdampingan.
  • Tembaga (Cu), gejala kekurangan tembaga ditandai dengan daun berwarna hijau kebiru-biruan, ujung daun secara tidak merata ditemukan layu, terkadang terjadi klorosis meski jaringannya tidak mati, pertumbuhan tanaman kerdil dan gagal membentuk bunga.
  • Mangan (Mn), gejala kekurangan mangan ditandai dengan pertumbuhan tanaman kerdil, daun berwarna kekuningan atau kemerahan, jaringan daun di beberapa tempat mati serta biji yang terbentuk tidak sempurna.
  • Seng (Zn), gejala kekurangan seng ditandai dengan daun tua berwarna kekuningan atau kemerahan, daun berlubang, mengering dan akhirnya mati.
  • Molibedenum (Mo), gejala kekurangan molibdenum ditandai dengan warna daun memudar, keriput, mengering, pertumbuhan tanaman seolah terhenti dan akhirnya mati. Cara penanganan kekurangan unsur mikro adalah dengan menambahkan pupuk organik yang tinggi, pemberian pupuk organik cair untuk pemupukan susulan serta penyemprotan pupuk daun dengan kandungan mikro lengkap.

Secara keseluruhan, pemahaman mendalam tentang gejala defisiensi unsur hara esensial pada tanaman memiliki peran yang krusial dalam pertanian modern. Dengan mengenali tanda-tanda karakteristik yang muncul saat tanaman mengalami kekurangan nutrisi penting, para petani dan ahli pertanian dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki kondisi tanaman. Melalui pendekatan pengamatan visual dan analisis laboratorium, serta alternatif praktis seperti uji cepat di lapangan, kita dapat mengidentifikasi dan mengatasi tantangan kekurangan unsur hara. Pengelolaan yang efektif terhadap nutrisi tanaman ini akan berdampak positif pada hasil panen yang lebih baik dan keberlanjutan sistem pertanian secara keseluruhan. Dengan terus mengembangkan pengetahuan dan teknik di bidang ini, kita dapat mewujudkan pertumbuhan tanaman yang optimal serta memastikan ketahanan pangan yang berkelanjutan di masa depan.


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال