Tanam Padi,Image by rawpixel.com on Freepik |
Rumah Tani - Pada hari Kamis, 7 Juni, Kabupaten Lebak, Banten, menjadi saksi sebuah inisiatif ambisius yang digagas oleh Kementerian Pertanian melalui program Kesatria. Program ini tak hanya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin tidak menentu. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman telah memerintahkan jajarannya untuk terus mendorong produksi dan menjaga produktivitas pertanian, termasuk dengan meningkatkan indeks pertanaman dan melakukan penanaman di lahan perkebunan.
Dalam upaya ini, Mentan Amran tidak sendirian. Beliau mengajak berbagai universitas dan akademisi untuk terlibat langsung dalam program akselerasi percepatan produksi pangan. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengembangkan varietas benih padi unggul yang bisa meningkatkan produksi padi nasional. Gayung bersambut, dua universitas terkemuka, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB), berhasil mengembangkan varietas unggulan seperti Gamagora dan IPB 3 Sakti yang akan ditanam di Provinsi Banten.
Baca Juga : Indonesia Dorong Ekspor Pertanian ke Timur Tengah
Varietas Gamagora 7 dan IPB 3 Sakti dihasilkan dari riset panjang dan uji coba yang cermat. Gamagora 7, benih unggulan dari UGM, dikenal dengan ketahanannya terhadap berbagai hama dan penyakit seperti wereng batang cokelat biotipe 2, penyakit hawar daun bakteri patotipe III, dan penyakit blast dengan beberapa ras. Keunggulan ini membuat Gamagora 7 mampu bertahan di lahan sawah maupun tadah hujan. Dengan potensi produksi mencapai 9,8 ton per hektare, varietas ini disebut sebagai padi amphibi karena kemampuannya beradaptasi dengan perubahan iklim, baik kekeringan maupun banjir.
Sementara itu, IPB 3 Sakti adalah varietas padi sawah irigasi yang dikembangkan oleh IPB. Padi ini memiliki arsitektur kokoh dan malai lebat, yang berkontribusi pada peningkatan produktivitas lahan sawah dengan potensi hasil mencapai 11,2 ton per hektare. Keunggulan ini menjadikan IPB 3 Sakti sebagai pilihan ideal untuk petani yang ingin meningkatkan hasil panen mereka secara signifikan.
Direktorat Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) berperan penting dalam menyukseskan program Kesatria ini. Sekretaris Dirjenbun, Heru Tri Widarto, bersama Tenaga Ahli Menteri Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Lahan Marginal, Dr. Anny Mulyani, memimpin langsung Gerakan Tanam Benih Padi Varietas Gamagora di Desa Ciakar, Kecamatan Gunungkencana, Kabupaten Lebak. Mereka menegaskan pentingnya program ini dalam menghadapi kondisi perubahan iklim yang tidak menentu. Heru menjelaskan bahwa melalui program Kesatria, Direktorat Jenderal Perkebunan berupaya memperluas areal tanam padi dengan memanfaatkan lahan perkebunan yang ada.
Program Kesatria, yang merupakan singkatan dari Kelapa Sawit & Kelapa Tumpang Sari Tanaman Pangan, adalah salah satu langkah strategis dalam mendukung optimalisasi lahan perkebunan untuk penambahan luas tanam padi. Program ini sejalan dengan visi pemerintah untuk memajukan sektor pertanian melalui inovasi dan teknologi, serta memastikan keberlanjutan produksi pangan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya air.
Baca Juga : Membangun Keunggulan dalam Memasarkan Produk Pertanian di Era Digital
Gerakan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi padi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi para petani di Kabupaten Lebak dan sekitarnya. Dengan diluncurkannya Gerakan Tanam Benih Padi Varietas Gamagora, diharapkan petani dapat merasakan manfaat dari varietas padi unggul ini. Anny Mulyani berharap program ini dapat membuat tanah yang ada menjadi lebih bermanfaat dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada acara tersebut, Heru dan Anny menyampaikan bahwa program ini adalah bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan kedaulatan pangan di Indonesia. Mereka berharap, dengan adanya varietas unggul seperti Gamagora 7 dan IPB 3 Sakti, produksi padi di Indonesia dapat meningkat secara signifikan. Lebih dari itu, mereka ingin program ini menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam meningkatkan produksi pangan.
Tidak hanya di Lebak, program Kesatria ini juga diharapkan dapat diterapkan di berbagai daerah di Indonesia. Dengan optimalisasi lahan perkebunan yang ada, lahan rawa, dan pompanisasi lahan tadah hujan, pemerintah berupaya meningkatkan luas tanam padi secara signifikan. Selain itu, tumpang sisip padi gogo juga menjadi bagian penting dari strategi ini, di mana padi ditanam di antara tanaman kelapa sawit dan kelapa untuk memaksimalkan penggunaan lahan.
Inisiatif ini mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk para akademisi, peneliti, dan petani. Mereka melihat program Kesatria sebagai solusi nyata untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sektor pertanian di Indonesia. Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, diharapkan ketahanan pangan Indonesia dapat terus terjaga.
Baca Juga : Menapaki Jejak dan Makna Hari Kopi Nasional
Heru Tri Widarto juga menambahkan bahwa program ini akan terus dipantau dan dievaluasi untuk memastikan hasil yang optimal. Setiap tahap pelaksanaan akan dilakukan dengan cermat, mulai dari persiapan lahan, penanaman, hingga panen. Dia yakin bahwa dengan komitmen dan kerjasama semua pihak, program ini akan berhasil mencapai tujuannya.
Selain itu, program Kesatria juga menekankan pentingnya penggunaan teknologi dalam pertanian. Dengan memanfaatkan teknologi modern, seperti sistem irigasi yang efisien dan penggunaan benih unggul, produktivitas pertanian dapat ditingkatkan secara signifikan. Heru juga menyoroti perlunya pendidikan dan pelatihan bagi para petani agar mereka dapat mengadopsi teknologi ini dengan baik.
Di sisi lain, Anny Mulyani menekankan pentingnya keberlanjutan dalam setiap langkah yang diambil. Menurutnya, program Kesatria tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produksi padi dalam jangka pendek, tetapi juga memastikan bahwa praktik pertanian yang dilakukan dapat berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan demikian, generasi mendatang juga dapat menikmati hasil dari upaya yang dilakukan saat ini.
Program ini juga sejalan dengan tujuan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan hasil panen yang lebih tinggi dan berkualitas, pendapatan petani diharapkan dapat meningkat. Selain itu, dengan diversifikasi tanaman, petani juga memiliki sumber pendapatan tambahan dari tanaman tumpang sari.
Baca Juga : Potensi Buta-buta (Excoecaria agallocha) Sebagai Pestisida Alami
Tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program ini tentu tidak sedikit. Perubahan iklim yang tidak menentu, keterbatasan sumber daya air, dan berbagai hama dan penyakit tanaman adalah beberapa tantangan utama. Namun, dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, tantangan ini diharapkan dapat diatasi.
Gerakan Tanam Benih Padi Varietas Gamagora dan IPB 3 Sakti di Kabupaten Lebak adalah contoh nyata bagaimana inovasi dan kerjasama dapat membawa perubahan positif dalam sektor pertanian. Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, program ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain untuk mengembangkan sektor pertanian mereka.
Ke depan, pemerintah berencana untuk terus memperluas program ini ke berbagai daerah lain di Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk universitas, akademisi, petani, dan masyarakat umum, diharapkan ketahanan pangan Indonesia dapat terus terjaga. Program Kesatria adalah langkah nyata menuju kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani Indonesia.
Tidak hanya itu, melalui program ini, pemerintah juga ingin menunjukkan bahwa pertanian adalah sektor yang penting dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Dengan inovasi dan teknologi, pertanian dapat menjadi sumber kesejahteraan bagi banyak orang. Gerakan Tanam Benih Padi Varietas Gamagora di Kabupaten Lebak adalah bukti nyata bahwa dengan kerjasama dan komitmen, kita dapat mencapai banyak hal dan memastikan masa depan yang lebih baik untuk sektor pertanian di Indonesia.