Cara Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang Baik dan Benar

Cara Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang Baik dan Benar

Cara Budidaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) yang Baik dan Benar

Rumah Tani - Ikan mas (Cyprinus carpio) berasal dari Asia Timur, tepatnya di wilayah Cina, Korea, dan Jepang. Ikan ini telah dibudidayakan sejak ribuan tahun lalu dan kini telah tersebar luas di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Habitat asli ikan mas adalah perairan tawar yang berair tenang, seperti di danau, waduk, sungai, dan rawa. Ikan ini menyukai tempat hidup yang memiliki dasar perairan yang berlumpur atau berkarang. Ikan mas juga dapat hidup di perairan payau, yaitu perairan yang memiliki salinitas antara 0,5 hingga 30%.

Ikan mas merupakan ikan omnivora, yaitu ikan yang memakan berbagai jenis makanan, mulai dari tumbuhan air, hewan kecil, hingga detritus. Ikan ini memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan, sehingga dapat hidup di berbagai habitat. Sejak 1860, masyarakat setempat telah menguasai seni membenihkan ikan mas, menjadikannya sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya dan kehidupan sehari-hari.

Budidaya ikan mas, sebagai salah satu kegiatan ekonomi yang penting, membutuhkan pemahaman mendalam tentang lingkungan yang ideal. Tempat yang tepat untuk budidaya ini adalah pada ketinggian 150-1000 meter di atas permukaan laut, dengan suhu berkisar antara 20-25°C dan pH air sekitar 7-8. 

Baca Juga : Ikan Hias Air Tawar dan Segala Potensinya

Pada zaman modern ini, usaha budidaya ikan mas telah berkembang menjadi dua segmen utama: pembenihan dan pembesaran. Pembenihan melibatkan proses menciptakan bibit yang nantinya akan dibesarkan, sementara pembesaran bertujuan untuk menghasilkan ikan ukuran konsumsi. Berikut ini adalah panduan budidaya ikan mas yang baik dan benar.

Pembenihan Ikan Mas

Langkah pertama yang krusial dalam memulai usaha budidaya ikan mas adalah pemilihan bibit atau calon indukan dengan cermat. Penting untuk memastikan bahwa calon indukan berasal dari keturunan yang memiliki sifat unggul guna menghasilkan benih dengan produktivitas tinggi. Calon indukan ikan mas ini ditempatkan dalam kolam pembibitan, dimana pemisahan antara indukan jantan dan betina menjadi langkah penting. Pemisahan dilakukan secara hati-hati dan bersifat sementara, sampai kedua indukan siap untuk memijah.

Proses pemijahan atau perkawinan ikan mas terjadi dalam kolam khusus yang dirancang untuk mendukung keberhasilan reproduksi. Kolam ini harus dilengkapi dengan kakaban, suatu alat yang terbuat dari ijuk, berfungsi sebagai tempat untuk menempelkan telur hasil pembuahan. Kakaban menjadi elemen kunci dalam menyediakan lingkungan yang mendukung perkembangan telur hingga menjadi benih yang siap untuk dibesarkan lebih lanjut.

Dalam fase ini, perhatian terhadap kondisi kolam dan kesehatan calon indukan sangat diperlukan. Pengaturan suhu air, kualitas air, dan pemberian pakan yang tepat menjadi faktor-faktor kunci yang memastikan proses pemijahan berlangsung dengan baik. Selain itu, pemantauan secara berkala terhadap perilaku indukan, termasuk gejala-gejala memijah, menjadi langkah preventif untuk mengoptimalkan tingkat keberhasilan pembiakan. Detail lebih lanjut mengenai cara membenihkan ikan mas dapat ditemukan dalam ulasan sebelumnya.

Baca Juga : Ikan Guppy (Poecilia reticulata)

Pembesaran Ikan Mas

Benih yang digunakan untuk pembesaran biasanya memiliki ukuran sekitar 10-12 cm atau berbobot 80-100 gram per ekor. Ukuran ini diharapkan cukup kuat untuk menghadapi risiko kegagalan dan lama pembesaran ikan mas berkisar antara 2-3 bulan. Budidaya ini dapat dilakukan dengan berbagai teknik, termasuk metode air deras, air tenang, atau tumpang sari, dengan menggunakan medium seperti kolam tanah, kolam tembok, kolam terpal, sawah, keramba, dan jaring apung.

a. Kolam Tanah (Air Tenang)

Sebagian besar petani memilih untuk melakukan budidaya ikan mas di kolam air tenang dengan lantai tanah. Penggunaan kolam tanah umumnya dipilih karena proses pembuatannya yang relatif mudah dan biaya yang lebih terjangkau. Jenis kolam ini menawarkan dua variasi, yaitu kolam tanah dengan tanggul tanah dan kolam tanah dengan tanggul tembok atau batu. Keuntungan utama dari kolam tanah adalah kemampuannya untuk menyediakan pakan alami bagi ikan. Di dasar kolam, berbagai organisme seperti cacing atau tumbuhan air dapat tumbuh subur, sehingga mampu membantu mengurangi biaya pakan yang harus dikeluarkan.

Proses persiapan kolam tanah menjadi langkah awal yang krusial dalam budidaya ikan mas. Tahapan tersebut melibatkan beberapa langkah, antara lain pembajakan dasar kolam, penjemuran, pegapuran, pemupukan, dan penggenangan air. Waktu yang dibutuhkan untuk persiapan ini berkisar antara 1-2 minggu, tergantung pada kondisi cuaca selama proses penjemuran kolam. Detail lebih lanjut mengenai persiapan kolam tanah dapat ditemukan dalam panduan khusus persiapan kolam tanah untuk budidaya ikan.

Baca Juga : Ikan Neon Tetra (Paracheirodon innesi)

Setelah kolam siap digunakan, langkah selanjutnya adalah memasukkan benih ikan mas dengan ukuran sekitar 100 gram per ekor. Kapasitas kolam tanah untuk budidaya ikan mas dianjurkan sekitar 1-2 ekor/m2. Pemberian pakan utama dilakukan menggunakan pelet dengan kadar protein 25%. Dosis pemberian pakan direkomendasikan sebanyak 3-4% dari bobot ikan. Sebagai contoh, untuk ikan dengan bobot 100 gram, pakan sebanyak 3-4 gram pelet per ekor per hari diperlukan. Frekuensi pemberian pakan adalah 3 kali sehari, dengan pemberian pada pagi, siang, dan sore hari.

Upaya pemantauan berkelanjutan menjadi kunci dalam budidaya ikan mas di kolam tanah. Setiap 2 minggu, penimbangan bobot tubuh ikan mas perlu dilakukan dengan mengambil beberapa ekor secara acak. Hasil penimbangan tersebut kemudian digunakan untuk menyesuaikan jumlah pakan yang diberikan. Dalam rentang waktu 3 bulan, bobot ikan mas diharapkan akan meningkat menjadi sekitar 300-400 gram per ekor. Pada tahap ini, ikan sudah mencapai ukuran yang memungkinkan untuk dilakukan panen.

Penting untuk mencatat bahwa setelah periode 3 bulan, biaya pakan menjadi faktor ekonomis yang perlu diperhitungkan. Jika tidak ada penawaran harga jual ikan yang lebih tinggi, terus memelihara ikan mas dapat mengakibatkan biaya pakan yang tidak lagi ekonomis. Oleh karena itu, keputusan untuk memanen atau melanjutkan pemeliharaan harus dipertimbangkan secara matang, sesuai dengan kondisi pasar dan faktor-faktor ekonomi lainnya yang berlaku.

b. Kolam Air Deras

Kolam air deras menjadi pilihan utama dalam budidaya ikan mas, menciptakan lingkungan dengan sirkulasi air yang cepat. Pembuatan kolam air deras memerlukan debit air yang besar dan arus yang kuat. Keunggulan utama dari budidaya ikan mas di kolam air deras terletak pada fakta bahwa ikan akan terus bergerak, meningkatkan nafsu makannya secara signifikan. Selain itu, kadar oksigen terlarut dalam kolam air deras relatif lebih tinggi, memberikan kondisi optimal untuk pertumbuhan dan kesehatan ikan. Hal ini membuat kolam air deras memiliki kapasitas padat tebar ikan yang lebih besar dibandingkan dengan kolam air tenang.

Baca Juga : Ikan Discus (Symphysodon spp.)

Kolam air deras memiliki luas yang biasanya lebih kecil daripada kolam air tenang. Areal kolam dipetak-petakkan menjadi ukuran kolam yang kecil-kecil untuk memastikan aliran air tetap deras. Kedalaman kolam juga dirancang lebih dalam dibandingkan dengan kolam air tenang. Dinding kolam terbuat dari tembok untuk mencegah erosi yang mungkin terjadi akibat kikisan air yang kuat.

Dalam budidaya ikan mas di kolam air deras, beberapa hal perlu diperhatikan. Pertama, kolam air deras membutuhkan debit air yang besar, sekitar 25-100 liter per detik, dan penting untuk memastikan sumber air tetap lancar. Selanjutnya, penggunaan benih ikan mas dengan bobot 100 gram per ekor disarankan, dengan kapasitas penebaran benih di kolam air deras sekitar 30-60 ekor per meter persegi. Semakin deras aliran air, semakin besar kapasitas penebaran.

Pemberian pakan juga merupakan aspek penting dalam budidaya ini. Pakan dengan kandungan protein sekitar 25-30% disarankan, dan pelet yang diberikan harus dapat bertahan dalam air yang memiliki aliran cukup kencang. Dosis pemberian pakan sekitar 4% dari bobot tubuh ikan, dan pemantauan berkala dengan menimbang sebagian ikan setiap dua minggu membantu menyesuaikan jumlah pakan.

Pemberian pakan dapat dilakukan dengan cara ditebar atau menggunakan wadah aluminium yang diletakkan di atas kolam, dengan pendulum menjulur ke dalam air. Frekuensi pemberian pakan adalah 3 kali sehari, pada pagi, siang, dan sore hari. Setelah 2,5-3 bulan, ikan mas dapat dipanen dengan hasil mencapai 3-4 kali lipat dari bobot awal, menandai keberhasilan dalam budidaya ikan mas di kolam air deras.

Baca Juga : Ikan Cupang (Betta splendens)

c. Jaring Apung

Budidaya ikan mas dalam jaring apung umumnya dilakukan di waduk-waduk besar dan danau, menciptakan sistem yang berbeda namun efektif untuk menghasilkan ikan. Jaring yang digunakan terbuat dari bahan polyethylene yang tahan lama, memberikan kekuatan dan ketahanan terhadap kondisi lingkungan air. Jaring ini diatur menggantung pada kerangka rakit berbentuk segi empat, dan kedalaman jaring apung maksimal diperbolehkan mencapai 3 meter.

Kerangka kolam yang mendukung jaring apung biasanya terbuat dari bahan bambu atau kayu. Kerangka tersebut dirancang untuk mengapung di atas permukaan air dengan bantuan drum atau jeriken sebagai bantalan. Agar kerangka tidak terbawa arus air, pemasangan jangkar yang menambat ke dasar kolam menjadi langkah penting. Selain itu, jaring apung sering dilengkapi dengan saung, yang berfungsi sebagai tempat bagi penunggu atau menyimpan peralatan dan pakan yang diperlukan.

Dalam budidaya ikan mas di jaring apung, beberapa hal perlu diperhatikan untuk memastikan keberhasilan usaha:

  • Pertama, penggunaan jaring berukuran 1,5 cm memberikan keamanan dan kontrol yang optimal dalam menjaga ikan mas. Kedalaman jaring apung diatur hingga 3 meter, menciptakan ruang yang cukup untuk pertumbuhan ikan.
  • Kemudian, penggunaan benih ikan mas dengan berat 100 gram per ekor menjadi standar untuk memastikan pertumbuhan yang sehat. Kapasitas padat tebar jaring apung dianjurkan sekitar 30 ekor per meter persegi, mempertimbangkan ketersediaan ruang yang terbatas.
  • Pakan yang diberikan berupa pelet dengan kandungan protein sekitar 25%, memberikan asupan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan ikan. Jumlah pakan yang dibutuhkan setiap hari dihitung sekitar 4% dari bobot tubuh ikan. Pemantauan berkelanjutan dilakukan dengan menimbang sebagian ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.
  • Frekuensi pemberian pakan diatur sebanyak 3 kali sehari, pada pagi, siang, dan sore hari, memastikan ikan mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan terjaga kesehatannya. 
  • Budidaya ikan mas dalam jaring apung dapat dipanen setelah 3 bulan, dengan ukuran ikan mencapai 300-400 gram per ekor. Kesuksesan dalam mengimplementasikan faktor-faktor tersebut menciptakan sistem budidaya yang efisien dan produktif untuk pemeliharaan ikan mas di perairan terbuka.

Baca Juga : Ikan Arwana (Osteoglossum spp.)

Pengendalian Hama dan Penyakit

Berkembangnya usaha budidaya ikan mas menyertakan risiko penyebaran penyakit. Oleh karena itu, pengendalian hama dan penyakit menjadi langkah penting untuk meminimalkan risiko. Pengetahuan mengenai berbagai penyakit yang dapat menyerang ikan mas diperlukan untuk menjaga kesehatan stok ikan. Jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang pada ikan mas sudah dijelaskan dengan detail pada artikel yang berjudul jenis-jenis hama ikan mas dan penyakit ikan mas.

Panen Budidaya Ikan Mas

Secara umum, tingkat keekonomian dalam pembesaran ikan mas dapat diukur dengan bobot ikan yang mencapai kisaran 300-400 gram per ekor. Ikan dengan bobot di bawah batas tersebut masih memiliki potensi untuk terus dibesarkan, mengingat masih ada ruang pertumbuhan yang dapat dimanfaatkan. Sebaliknya, jika bobot ikan melebihi kisaran tersebut, pembesaran ikan mas menjadi kurang ekonomis. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara porsi pakan yang dikonsumsi ikan dan pertumbuhan serta harga jual ikan.

Dalam konteks pembesaran ikan mas, semakin lama waktu pembesaran, semakin besar biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh para pembudidaya. Biaya pemeliharaan, khususnya untuk pakan, cenderung meningkat seiring dengan pertambahan bobot ikan per ekor. Kondisi ini menciptakan tantangan ekonomis, di mana biaya produksi yang meningkat mungkin tidak sebanding dengan nilai jual ikan, terutama jika pasar tidak memberikan respon positif terhadap ikan berukuran besar.

Baca Juga : Ikan Gurami (Osphronemidae family)

Keberhasilan pembesaran ikan mas juga sangat tergantung pada kondisi pasar. Jika terdapat permintaan pasar yang menerima ikan mas berukuran besar dengan harga per kilogram yang lebih tinggi, maka pembesaran ikan mas masih dianggap layak secara ekonomis. Dalam hal ini, faktor pasar menjadi penentu utama keberlanjutan usaha pembesaran ikan mas.

Waktu yang diperlukan untuk melakukan budidaya ikan mas dari ukuran 100 gram per ekor hingga mencapai ukuran siap konsumsi sekitar 300-400 gram per ekor adalah sekitar 2-3 bulan. Dalam periode waktu tersebut, bobot ikan akan mengalami peningkatan signifikan, tumbuh 3-4 kali lipat dari bobot awal. Hal ini menunjukkan bahwa ikan mas memiliki potensi pertumbuhan yang cepat, asalkan kondisi lingkungan dan manajemen budidaya dikelola dengan baik. Kecepatan pertumbuhan yang optimal menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tingkat bobot yang ekonomis dan menguntungkan.

Budidaya ikan mas bukan hanya sebuah kegiatan ekonomi, tetapi juga seni yang melibatkan pemahaman mendalam tentang lingkungan, teknik pembenihan, pembesaran, dan manajemen risiko. Dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan yang terus berkembang, budidaya ikan mas di Indonesia terus mengalami peningkatan, menjadikannya sebagai bagian integral dari kekayaan perikanan dan sumber pendapatan yang berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال