Biosaka Bukan Pupuk Maupun Pestisida, Melainkan Elisitor

Biosaka

Rumah Tani - Pertanian di Indonesia telah menghadapi tantangan serius selama beberapa dekade terakhir, terutama terkait dengan ketergantungan yang tinggi pada pupuk kimia sintetis. Kendala ini telah menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius, karena dampak negatifnya semakin terasa. Setelah lebih dari lima dekade penggunaan pupuk kimia sintetis yang masif, petani dan pemangku kepentingan pertanian di Indonesia merasa bahwa satu-satunya jalan untuk meningkatkan produktivitas adalah melalui penggunaan pupuk kimia ini. Namun, kebergantungan ini menjadi sebuah dilema, dan petani merasa tidak memiliki pilihan lain selain terus menggunakan pupuk kimia sintetis, meskipun konsekuensinya terasa semakin membebani alam dan keberlanjutan pertanian.

Namun, ditengah merebaknya  tantangan ini, muncul suara berani dari seorang petani muda bernama Muhamad Ansar, yang berasal dari Blitar, Jawa Timur. Ansar mempersembahkan sebuah inovasi yang mungkin menjadi titik balik dalam pertanian Indonesia - inovasi yang ia sebut "Biosaka." Secara sederhana, Biosaka adalah solusi yang mengajak petani dan semua pemangku kepentingan pertanian untuk kembali ke akar-akar alam, meninggalkan ketergantungan pada pupuk kimia sintetis yang merusak, dan kembali pada mekanisme pertanian yang selaras dengan alam.

Dalam merawat tanaman, ada sebuah konsep menarik yang mungkin belum pernah kita dengar sebelumnya. Konsep ini menunjukkan bahwa tanaman dapat tumbuh dengan baik tanpa perlu pupuk atau pestisida, melainkan hanya dengan mendengarkan nyanyian yang diiringi oleh alunan musik yang merdu. Hal ini mungkin terdengar seperti cerita-cerita dongeng tentang elf yang merawat hutan dengan suara nyanyian yang merdu. Namun, benarkah konsep ini dapat diterapkan dalam dunia nyata?

Baca juga : Krisis Harga Bawang Merah Guncang Petani

Nyatanya, konsep tersebut memiliki dasar ilmiah yang kuat. Tanaman dapat tumbuh dengan baik saat mendapatkan sinar matahari yang cukup, tetapi tidak semua cahaya matahari dapat diabsorpsi oleh tanaman. Hanya cahaya tampak yang memiliki pengaruh pada tanaman dalam proses fotosintesisnya. Cahaya ini dikenal sebagai PAR (Photosynthetic Activity Radiation) dan memiliki panjang gelombang antara 400 hingga 750 mili mikron.

Menurut Profesor Robert Manurung dari Institut Teknologi Bandung (ITB), ada sebuah konsep yang dikenal sebagai ELISITOR dalam ilmu epigenetika. Konsep ini telah banyak diuji melalui riset dan jurnal-jurnal ilmiah, serta kajian lanjut. Hasil uji laboratorium pada ramuan yang disebut Biosaka menunjukkan bahwa Biosaka memiliki kandungan hara makro-mikro yang rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa Biosaka bukanlah pupuk atau pestisida.

Baca Juga

Biosaka berperan sebagai elisitor, yang merupakan faktor pendukung dengan fungsi signaling. Elisitor Biosaka dapat merangsang pertumbuhan tanaman dan produksinya yang lebih baik. Ramuan ini diyakini memacu pertumbuhan akar, batang, daun, dan buah tanaman, serta dapat mengurangi serangan hama dan penyakit dengan kandungan senyawa fitokimia. Selain itu, Biosaka juga membantu menjaga ekosistem pertanian dengan mengontrol pertumbuhan jamur dan bakteri.

Pengertian Biosaka

Biosaka bukanlah pupuk maupun pestisida konvensional yang biasa kita temui di pasaran. Istilah "Biosaka" sendiri berasal dari kata "Bio," yang berarti hayati atau tumbuhan, dan "Saka," singkatan dari "Selamatkan Alam dan Kembali ke Alam." Dengan kata lain, Biosaka mengandung makna bahwa sumber daya hayati dapat menjadi agen penyelamat alam dengan mengembalikan pertanian pada pola hidup yang lebih alami dan berkelanjutan.

Biosaka pada dasarnya adalah larutan ekstrak tumbuhan yang berperan sebagai elisitor. Elisitor adalah senyawa yang merangsang tanaman untuk tumbuh dan berkembang lebih baik. Yang menarik dari Biosaka adalah bahwa bahan baku untuk produksinya berasal dari berbagai jenis tanaman, seperti rumput-rumputan, daun-daunan, dan batang-batang. Keberlanjutan Biosaka juga tercermin dalam penggunaan tanaman lokal yang tumbuh di sekitar areal sawah atau ladang, sehingga mengurangi dampak lingkungan yang disebabkan oleh pengiriman bahan baku dari jarak jauh.

Elisitor : Kunci Kesuksesan Biosaka

Untuk lebih memahami peran Biosaka dalam pertanian berkelanjutan, kita perlu memahami konsep elisitor dan mekanisme kerjanya. Elisitor adalah senyawa yang merangsang tanaman untuk tumbuh dan berkembang lebih baik. Elisitor bisa berasal dari berbagai sumber, baik itu bahan hayati seperti tanaman, bakteri, dan fungi, maupun bahan anorganik seperti logam berat dan garam anorganik. Yang membuat Biosaka istimewa adalah bahwa ia merupakan elisitor yang berasal dari ekstrak berbagai jenis tanaman.

Mekanisme Kerja Elisitor Biosaka

1. Elisitor Menempel pada Protein Reseptor

Elisitor dalam Biosaka merupakan senyawa organik yang berasal dari ekstrak tanaman. Senyawa ini mampu menempel pada protein reseptor khusus yang terletak pada membran sel tanaman. Protein reseptor ini disebut sebagai receptor-like kinase (RLK).

2. Pengaktifan Jalur Sinyal

Setelah Elisitor menempel pada protein reseptor RLK, jalur sinyal yang mengarah pada peningkatan produksi metabolit sekunder akan diaktifkan. Jalur sinyal ini melibatkan berbagai protein dan enzim yang bekerja sama untuk mengaktifkan gen-gen yang terkait dengan biosintesis metabolit sekunder.

3. Peningkatan Produksi Metabolit Sekunder

Aktivasi gen-gen yang terkait dengan biosintesis metabolit sekunder akan menyebabkan peningkatan produksi metabolit tersebut. Metabolit sekunder ini memiliki banyak manfaat bagi tanaman, seperti meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan, dan meningkatkan kualitas hasil panen.

Manfaat Metabolit Sekunder Hasil Biosaka

Elisitor Biosaka merangsang produksi berbagai metabolit sekunder dalam tanaman. Berikut adalah beberapa contoh metabolit sekunder yang diproduksi oleh tanaman sebagai respons terhadap elisitor Biosaka:

1. Fitoaleksin

Fitoaleksin adalah senyawa kimia yang memiliki peran penting dalam melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Dengan bantuan Biosaka, tanaman dapat memproduksi lebih banyak fitoaleksin, meningkatkan perlindungan alamiah mereka.

2. Polisakarida

Polisakarida adalah senyawa kimia yang meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres lingkungan, seperti kekeringan dan salinitas. Ini adalah salah satu cara di mana Biosaka membantu tanaman bertahan dalam kondisi ekstrem.

3. Protein

Produksi protein yang lebih baik juga menjadi salah satu hasil dari penggunaan Biosaka. Protein ini dapat meningkatkan kualitas hasil panen, seperti ukuran dan berat buah-buahan serta sayuran, meningkatkan nilai komersial tanaman tersebut.

Keunggulan Biosaka dalam Pertanian Berkelanjutan

Biosaka bukan sekadar teknologi pertanian inovatif; tetapi juga merupakan solusi berkelanjutan yang memiliki berbagai keunggulan:

1. Ramah Lingkungan

Penggunaan Biosaka lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pupuk kimia sintetis. Penggunaan bahan baku lokal dan metode produksi yang lebih alami mengurangi jejak karbon dan dampak negatif lainnya.

2. Meningkatkan Kualitas Tanaman

Melalui merangsang produksi metabolit sekunder, Biosaka dapat meningkatkan kualitas tanaman, termasuk rasa, ukuran, dan tampilan. Ini memiliki dampak positif pada daya jual dan kepuasan konsumen.

3. Meningkatkan Ketahanan Tanaman

Dengan produksi fitoaleksin yang ditingkatkan, tanaman menjadi lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini dapat mengurangi kebutuhan akan pestisida kimia yang berbahaya.

4. Meningkatkan Produktivitas

Produksi tanaman yang lebih baik dan kualitas hasil panen yang lebih tinggi dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara keseluruhan. Ini merupakan berita baik bagi petani yang mencari cara untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Implementasi Biosaka dalam Pertanian Indonesia

Implementasi Biosaka dalam pertanian Indonesia adalah langkah yang menarik dan menjanjikan. Untuk mewujudkannya, beberapa langkah penting dapat diambil:

1. Pendidikan dan Pelatihan Petani

Penting bagi petani untuk memahami konsep Biosaka dan cara menggunakannya dengan benar. Pelatihan dan pendidikan dapat membantu mereka mengadopsi teknologi ini dengan baik.

2. Penelitian dan Pengembangan Lanjutan

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memahami potensi penuh Biosaka dan efek jangka panjangnya pada tanah dan tanaman. Hal ini dapat membantu mengoptimalkan formulasi Biosaka.

3. Dukungan Pemerintah

Pemerintah dapat memberikan dukungan dalam bentuk insentif, bantuan teknis, atau promosi agar Biosaka lebih mudah diadopsi oleh petani di seluruh Indonesia.

4. Pengembangan Pasar

Penting untuk mengembangkan pasar Biosaka yang kuat, sehingga petani memiliki insentif ekonomi yang jelas untuk menggunakannya. Ini juga akan mendorong pertumbuhan industri yang berkelanjutan di sekitar Biosaka.

Biosaka adalah inovasi yang menjanjikan dalam pertanian Indonesia. Biosaka bukan hanya produk, tetapi sebuah konsep yang mengajak kita untuk kembali ke alam dan meninggalkan ketergantungan pada pupuk kimia sintetis yang merusak lingkungan. Dengan merangsang tanaman untuk tumbuh dan berkembang lebih baik, Biosaka memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan kualitas hasil panen, dan melindungi alam sekitar kita. Dengan dukungan yang tepat, Biosaka dapat menjadi salah satu tonggak dalam perjalanan menuju pertanian berkelanjutan di Indonesia, membawa manfaat bagi petani, konsumen, dan alam kita sendiri.

Artikel ini merupakan hasil resum pribadi berdasarkan pada pemaparan materi pada webinar propaktani episode ke 1014 yang diadakan pada hari Selasa 26 September 2023. Apabila terdapat kekeliruan informasi harap diluruskan dan kami sangat menerima saran maupun kritikan yang ada. Kritik dan saran bisa dikirimkan melalui kolom komentar ataupun kontak yang sudah disediakan. Terima kasih.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال